Pemprov Jatim Modifikasi Cuaca untuk Cegah Dampak Cuaca Ekstrem

Table of content:
Pemerintah Provinsi Jawa Timur telah memulai langkah strategis dalam menghadapi kemungkinan cuaca ekstrem dengan melaksanakan operasi modifikasi cuaca (OMC). Keputusan ini diambil setelah adanya koordinasi antara Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa, dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), yang bertujuan untuk melindungi masyarakat dari potensi bencana yang ditimbulkan oleh kondisi cuaca yang tidak terduga.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim, Gatot Soebroto, menjelaskan pentingnya operasi ini. Ia menegaskan bahwa koordinasi ini dilakukan untuk memastikan keamanan dan kesejahteraan penduduk, khususnya di daerah-daerah yang diperkirakan akan mengalami cuaca ekstrem dalam waktu dekat.
Warga diimbau untuk tetap memantau prakiraan cuaca yang dikeluarkan oleh pihak berwenang. Mengingat cuaca dapat berubah dengan cepat, kesiapsiagaan menjadi hal yang krusial untuk meminimalisir dampak dari potensi bencana yang dapat terjadi.
Strategi Operasi Modifikasi Cuaca di Jawa Timur
Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) adalah salah satu langkah proaktif yang diambil oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Upaya ini bertujuan untuk mengurangi dampak dari hujan lebat yang dapat memicu bencana alam seperti banjir dan tanah longsor.
Gatot Soebroto menyatakan bahwa OMC ini merupakan bagian dari strategi mitigasi bencana yang lebih besar. Dengan melakukan intervensi terhadap cuaca, diharapkan intensitas hujan dapat diminimalisir, sehingga risiko terjadinya bencana dapat turut berkurang.
BPBD Jatim telah menetapkan status siaga di 38 kabupaten/kota sebagai langkah antisipatif. Penetapan status ini berdasarkan evaluasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang memprediksi potensi cuaca ekstrem dalam waktu dekat.
Pentingnya Kewaspadaan dan Kesiapsiagaan Masyarakat
Kewaspadaan masyarakat menjadi kunci untuk menghadapi cuaca ekstrem. BPBD mengingatkan penduduk untuk tetap memperhatikan informasi dan perkembangan cuaca yang dikeluarkan oleh instansi berwenang secara berkala.
Dengan penyiapan yang matang, masyarakat dapat mengurangi risiko yang mungkin timbul dari cuaca buruk. Sebagai contoh, di daerah-daerah dengan kemungkinan bencana hidrometeorologi tinggi, warga diminta untuk tetap waspada dan melakukan persiapan yang diperlukan.
Sriyono, Penata Penanggulangan Bencana Ahli Madya BPBD Jatim, mengungkapkan bahwa semua perlengkapan dan logistik untuk menghadapi kemungkinan bencana telah tersebar di berbagai daerah. Hal ini mencakup tenda, perahu penyelamat, hingga bantuan makanan untuk masyarakat yang terdampak.
Dampak Musim Kemarau dan Cuaca Ekstrem
Saat ini, wilayah Jawa Timur masih mengalami musim kemarau. Namun, kondisi ini diperkirakan tidak berlangsung lama dan akan berganti dengan cuaca ekstrem dalam waktu dekat.
BMKG Juanda memperkirakan bahwa cuaca ekstrem dapat memicu sejumlah bencana, termasuk hujan lebat, tanah longsor, dan puting beliung. Ancaman ini dirasakan semakin dekat, dengan prediksi bahwa kondisi cuaca buruk dapat berlangsung hingga pertengahan September 2025.
Fenomena cuaca ini juga terkait dengan gangguan atmosfer yang telah teramati sebelumnya. Seperti fenomena Madden-Julian Oscillation (MJO) dan gelombang Rossby yang dapat berpengaruh pada pola cuaca di wilayah tersebut.
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now