Kata Jonan tentang Peluang Bergabung ke Kabinet setelah Pertemuan Prabowo di Istana
Table of content:
Mantan Menteri Perhubungan, Ignasius Jonan, baru-baru ini memberikan penjelasan mengenai kunjungannya ke Istana Kepresidenan Jakarta. Dalam pertemuan tersebut, ia menekankan bahwa kehadirannya bukanlah untuk menerima tawaran sebagai menteri dalam Kabinet Merah Putih, melainkan untuk berdiskusi tentang berbagai isu penting.
Jonan menegaskan bahwa pertemuan yang berlangsung selama dua jam itu mencakup diskusi mengenai diplomasi luar negeri serta pengembangan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Ia merasa perlu untuk berbagi pandangannya terhadap visi serta peran yang telah dilakukan oleh Presiden dalam konteks tersebut.
Pentingnya Diskusi Diplomasi dan BUMN
Ignasius Jonan menjelaskan bahwa salah satu tema utama dalam pertemuan itu adalah diplomasi luar negeri yang dijalankan oleh presiden. Ia mencatat bahwa presiden aktif dalam menunjang hubungan internasional yang dapat bermanfaat bagi negara.
Selain itu, Jonan juga mengungkapkan pandangannya tentang pengembangan BUMN. Menurutnya, keberadaan BUMN sangat vital untuk mendukung perekonomian nasional dan masyarakat.
Jonan berkata, “Kita berdiskusi tentang peran aktif BUMN dalam memberikan kontribusi bagi negara.” Ia percaya bahwa BUMN harus berorientasi pada kepentingan sosial yang lebih luas.
Ia juga menambahkan bahwa program-program yang melibatkan masyarakat harus menjadi fokus utama. Dengan demikian, semua elemen bangsa dapat merasakan dampak positif dari kebijakan yang diambil.
Menurutnya, keberpihakan terhadap keadilan sosial perlu menjadi prioritas dalam setiap kebijakan yang dikeluarkan pemerintah.
Kesediaan untuk Berkontribusi pada Pemerintahan
Meskipun membantah tawaran untuk masuk ke dalam kabinet, Jonan menegaskan bahwa ia siap untuk memberikan kontribusi jika diperlukan. “Setiap warga negara tentunya harus siap jika dipanggil untuk membantu pemerintah,” katanya.
Ia menambahkan bahwa kesediaannya untuk berkontribusi sangat bergantung pada kecakapan dan kemampuan dirinya. “Ketika ditugaskan, saya pasti akan berusaha semaksimal mungkin,” ujarnya.
Jonan, yang pernah menjabat sebagai Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia, merasa bahwa pengalamannya di sektor transportasi dapat memberikan manfaat. Ia berharap dapat berkontribusi demi kemajuan bangsa, khususnya melalui sektor yang ia kuasai.
Dalam pandangannya, setiap individu memiliki tanggung jawab untuk terlibat dalam upaya memajukan negara. Hal itu bisa diwujudkan melalui dukungan terhadap proyek yang memiliki nilai signifikan bagi masyarakat.
Jonan juga menegaskan bahwa berkontribusi kepada negara bukan hanya pekerjaan pemerintah, tetapi juga merupakan tanggung jawab semua pihak.
Menyikapi Isu Kereta Cepat Jakarta-Bandung
Selain membahas diplomasi dan BUMN, kehadiran Jonan di Istana juga dispekulasikan berkaitan dengan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Namun, ia membantah keterlibatannya dalam diskusi mengenai proyek yang sedang menjadi sorotan publik tersebut.
Kedatangan Jonan bersamaan dengan meningkatnya perbincangan mengenai utang proyek kereta cepat tersebut. Meskipun demikian, Jonan menegaskan bahwa ia tidak diminta untuk memberikan masukan mengenai masalah itu.
Berbeda dengan Jonan, Menko Perekonomian dan Dirut PT KAI turut hadir dalam pertemuan yang sama dan mengakui bahwa mereka membahas mengenai utang proyek tersebut. Hal ini menunjukkan adanya perbedaan fokus dalam agenda pertemuan.
Jonan menegaskan, “Saya tidak memiliki kapasitas untuk membahas masalah tersebut.” Ia merasa bahwa masih banyak isu lain yang lebih krusial untuk dibicarakan dalam konteks pengembangan infrastruktur.
Dengan demikian, pandangannya tetap terfokus pada kontribusi konstruktif untuk BUMN dan dampak positif bagi masyarakat luas.
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now









