Daftar 17 Korban Ponpes Al Khoziny yang Teridentifikasi Akibat Ambruk
Table of content:
Tragedi yang terjadi di Pondok Pesantren Al-Khoziny, Buduran, Sidoarjo, menimbulkan duka yang mendalam bagi banyak pihak. Kejadian ini tidak hanya menyita perhatian masyarakat, tetapi juga mengundang berbagai aksi dari tim terkait untuk mengidentifikasi korban dan memberikan dukungan kepada keluarga yang terkena dampak.
Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jawa Timur telah melakukan identifikasi terhadap korban dari insiden tersebut. Melalui serangkaian metode dan kerja sama dengan pihak keluarga korban, mereka berhasil mengumpulkan bukti-bukti yang diperlukan untuk proses identifikasi ini.
Kabid Dokkes Polda Jatim, Kombes M Khusnan, menyatakan bahwa tim DVI telah berhasil mengidentifikasi delapan kantong jenazah yang berisi tujuh jenazah utuh dan satu bagian tubuh. Hal ini merupakan pencapaian yang signifikan, mengingat kondisi yang sulit dan kompleks dalam proses identifikasi korban.
Metode Identifikasi yang Digunakan oleh Tim DVI
Proses identifikasi korban merupakan langkah krusial dalam memastikan bahwa keluarga dapat mendapatkan kepastian mengenai nasib anggota mereka yang hilang. Tim DVI menggunakan kombinasi data ante mortem dan post mortem untuk mempercepat proses ini.
Data ante mortem termasuk informasi yang diperoleh dari keluarga, seperti catatan medis, rekam gigi, dan sidik jari. Sementara itu, data post mortem diperoleh dari hasil pemeriksaan jenazah yang dilakukan di rumah sakit.
Menurut Khusnan, pencocokan data yang dilakukan oleh tim sangat metodis. Hal ini melibatkan analisis yang mendetail untuk memastikan bahwa setiap jenazah yang teridentifikasi sesuai dengan data yang diberikan oleh pihak keluarga.
Rincian Korban yang Teridentifikasi
Hingga malam Senin, total 17 korban dari insiden tersebut berhasil diidentifikasi oleh tim DVI. Identifikasi ini memberikan sedikit harapan bagi keluarga yang sedang menunggu kabar mengenai anggota mereka yang hilang.
Berikut ini adalah beberapa rincian korban yang berhasil diidentifikasi: Maulana Alfan Ibrahimavic, berusia 15 tahun, dari Surabaya, dan Muhammad Soleh, 22 tahun, dari Kabupaten Bangka Belitung. Selain itu, ada pula Muhammad Mashudulhaq, 14 tahun, yang juga berasal dari Surabaya.
Rincihan ini semakin menunjukkan betapa luasnya dampak dari tragedi ini, yang telah merenggut nyawa banyak remaja dan anak muda. Banyak dari mereka berasal dari lingkungan yang sama, dan kehilangan ini bukan hanya dirasakan oleh keluarga, tetapi juga oleh komunitas.
Dukungan untuk Keluarga Korban
Pihak berwenang dan lembaga yang terkait telah berupaya memberikan dukungan kepada keluarga korban yang kini menghadapi situasi sulit. Jika pada umumnya proses pemakaman membawa duka, dalam situasi ini ada banyak elemen tambahan yang harus dihadapi oleh keluarga korban.
Dalam beberapa kasus, mereka harus menunggu konfirmasi identitas selama berhari-hari, yang tentu menambah tekanan emosi. Oleh karena itu, dukungan psikologis menjadi salah satu fokus dari upaya bantuan.
Pihak rumah sakit dan relawan juga mendirikan posko untuk memberikan informasi dan bantuan kepada keluarga korban. Kegiatan seperti ini diharapkan dapat mengurangi beban psikologis yang dirasakan oleh keluarga yang sedang berduka.
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now







