AI Belum Mampu Menunjukkan Rasa dan Mengalahkan Musik Karya Manusia
Table of content:
Wakil Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Giring Ganesha Djumaryo, mengungkapkan pentingnya peran teknologi kecerdasan buatan (AI) dalam pelestarian budaya di Indonesia. Dalam acara AiDEA Weeks yang digelar di Jakarta, ia menegaskan bahwa AI dapat menjadi alat yang mendukung upaya tersebut dan bukan ancaman bagi kreativitas manusia.
Dalam pernyataannya, Giring menyebutkan bahwa kehadiran AI adalah sebuah momen bersejarah yang memberikan tantangan baru, terutama di bidang kebudayaan. Ia menggarisbawahi bahwa teknologi ini tidak akan bisa sepenuhnya menggantikan emosi dan kedalaman karya seni manusia yang ada saat ini.
Peran Kecerdasan Buatan dalam Kebudayaan
Giring menjelaskan peran AI dalam mempercepat berbagai proses yang berkaitan dengan kebudayaan. Dengan memanfaatkan kemampuan teknologi ini, para arkeolog dan seniman bisa lebih mudah dan cepat dalam mengidentifikasi dan melestarikan warisan budaya yang ada.
Penggunaan AI dalam identifikasi karya seni, misalnya, dapat membantu dalam membedakan antara lukisan asli dan palsu. Hal ini sangat penting untuk menjaga keaslian karya seni yang berharga dalam sejarah dan budaya sebuah bangsa.
Selain itu, Giring juga menyebutkan bahwa AI dapat digunakan untuk mempermudah proses penerjemahan. Dengan menggunakan teknologi ini, kendala bahasa dalam akses informasi budaya pun bisa diminimalisir.
Tantangan dan Peluang di Era AI
Di tengah perkembangan teknologi AI yang pesat, Giring menyadari ada tantangan besar bagi seniman dan pembuat karya. Mereka perlu beradaptasi dan memanfaatkan teknologi ini untuk berkarya, tanpa kehilangan esensi dari karya itu sendiri.
Giring percaya bahwa kolaborasi antara manusia dan AI justru dapat menghasilkan karya yang lebih inovatif. Misalnya, seniman bisa memanfaatkan AI sebagai alat bantu dalam proses kreatif mereka, sehingga dapat menambah dimensi baru dalam seni.
Dalam hal ini, penting bagi para seniman untuk tetap menciptakan karya yang mengekspresikan perasaan dan pesan yang mendalam. AI mungkin bisa menciptakan musik atau seni, tetapi rasa dan penjiwaan yang ada di dalam karya manusia tidak akan bisa tergantikan.
Menyongsong Masa Depan dengan AI dalam Budaya
Wamen Giring menekankan pentingnya arah penggunaan AI untuk mendukung pelestarian budaya. Dengan visi yang jelas, ia yakin bahwa teknologi ini bisa menjadi kekuatan positif jika diarahkan dengan benar.
Pada akhirnya, yang perlu diperhatikan adalah bagaimana kita sebagai masyarakat bisa menyikapi dan memanfaatkan teknologi ini. Edukasi dan peningkatan kesadaran tentang penggunaan AI dalam kebudayaan akan menjadi kunci dalam proses ini.
Oleh karena itu, kolaborasi antara pemerintah, seniman, dan pelaku industri budaya sangat diperlukan. Mereka harus bekerja sama untuk memastikan bahwa perkembangan teknologi tidak merusak warisan budaya, melainkan sebaliknya, memperkuatnya.
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now







