Pascasarjana PTKIN Didorong Cetak Alumni Berkompeten dan Menjadi Rujukan di Ruang Publik
Table of content:
Di tengah perkembangan ilmu pengetahuan yang pesat, Program Pascasarjana Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) diharapkan dapat mencetak lulusan yang tidak hanya kompeten, tetapi juga memiliki otoritas di masyarakat. Hal ini menjadi isu krusial, mengingat pentingnya peran akademisi dalam memberikan rujukan dan kepemimpinan di berbagai bidang.
Seiring dengan tantangan global yang kompleks, PTKIN dituntut untuk beradaptasi dan berinovasi. Dalam konteks ini, alumni diharapkan mampu menghadapi berbagai isu sosial dan keagamaan dengan pendekatan yang lebih relevan dan praktis.
Prof. Kamaruddin Amin, yang menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Kementerian Agama, mengungkapkan pentingnya pengembangan ini dalam pembukaan International Conference on Islam, Law, and Society (The 5th INCOILS 2025) di Yogyakarta. Ia menekankan bahwa perguruan tinggi keagamaan harus menjadi rujukan otoritatif dalam masyarakat.
Mendorong Inovasi dalam Pendidikan Keagamaan Melalui Konferensi Internasional
Konferensi yang diadakan oleh Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam bersama Forum Direktur Pascasarjana (FORDIPAS) PTKIN ini mengangkat tema “Religion, Law, and Environmental Sustainability”. Tema ini relevan, mengingat isu lingkungan menjadi tantangan global yang mendesak saat ini.
Para akademisi diajak untuk mengembangkan perspektif baru yang dapat menjawab permasalahan lingkungan melalui lensa keagamaan. Prof. Arskal Salim, Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, mendorong tradisi keilmuan Islam untuk selalu mengikuti perkembangan zaman.
Menurut Prof. Arskal, diperlukan prinsip etika dan metode hukum yang tepat agar dapat merespons isu-isu terkini. Melalui kolaborasi antara akademisi, diharapkan lahir solusi yang konkret dan aplikatif untuk masyarakat.
Tantangan dan Harapan bagi Alumni Pascasarjana PTKIN di Era Modern
Di era modern, tantangan bagi alumni PTKIN semakin beragam. Mereka tidak hanya dituntut untuk menguasai ilmu pengetahuan, tetapi juga untuk mampu memberi kontribusi nyata bagi masyarakat. Hal ini menjadi tantangan sekaligus peluang bagi lulusan untuk menunjukkan kompetensi mereka.
Prof. Sahiron Syamsudin, Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam, menyatakan bahwa konferensi internasional ini merupakan platform penting untuk mengembangkan ilmu pengetahuan. Melalui kesempatan ini, berbagai pemikir dan akademisi berkumpul untuk saling bertukar ide dan pengalaman.
Adanya jembatan antara teori dan praktik diharapkan dapat mengembangkan keilmuan yang lebih aplikatif. Alumni diharapkan tidak hanya menjadi akademisi, tetapi juga pemimpin yang menginspirasi di bidangnya masing-masing.
Peran Alumni Pascasarjana Dalam Membentuk Masyarakat yang Berbasis Ilmu Pengetahuan
Pentingnya peran alumni dalam masyarakat tidak bisa dianggap sepele. Selama ini, mereka diharapkan menjadi jembatan antara teori yang diajarkan di dalam kampus dengan realitas yang dihadapi di lapangan. Dalam konteks Indonesia, hal ini sangat mendesak untuk dilakukan.
Melalui kontribusi mereka, alumni dapat memberikan solusi terhadap berbagai masalah yang ada, seperti ketidakadilan sosial dan isu-isu keagamaan yang sensitif. Dengan latar belakang pendidikan yang kuat, lulusan dapat menjadi mediator yang efektif di tengah perbedaan pendapat.
Pendidikan tinggi keagamaan diharapkan mampu membentuk karakter yang kritis dan peka terhadap dinamika sosial. Oleh karena itu, peran alumni dalam menciptakan masyarakat yang lebih baik menjadi sangat strategis dan diperankan secara aktif.
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now







