Ilmu Komunikasi Gelar Valskrie 2025, Ajak Gen Z Lestarikan Permainan Tradisional
Table of content:
loading…
Wakil Menteri Kebudayaan Giring Ganesha Djumaryo, S.I.Kom mengikuti Permainan Boi-Boian bersama mahasiswa. Foto/Dok Universitas Bakrie
Valskrie merupakan agenda tahunan mahasiswa Ilmu Komunikasi sebagai proyek akhir mata kuliah Komunikasi Lintas Budaya. Seluruh rangkaian dirancang dan dijalankan sendiri oleh mahasiswa sebagai bentuk pembelajaran berbasis pengalaman, sejalan dengan tagline Universitas Bakrie “Experience The Real Things”. Tahun ini, tema permainan tradisional diangkat sebagai respon terhadap keseharian Gen Z yang akrab dengan gadget dan game online, agar tidak melupakan akar budaya sendiri.
Di area kampus, pengunjung dapat mencoba langsung tujuh permainan tradisional yang dikemas secara interaktif: Patah Kaleng, Engklek, Boi-Boian, Bola Bekel, Lompat Karet, Kerajinan Kulit Jeruk, dan Rangku Alu. Setiap permainan menonjolkan nilai kerja sama, ketangkasan, kreativitas, dan interaksi antar peserta.
Baca Juga : Cetak Sejarah, Kampus Ternama Amerika Ini Ajarkan Mata Kuliah Khusus G-Dragon
Acara ini juga turut dihadiri oleh Wakil Menteri Kebudayaan Indonesia, Bapak Giring Ganesha Djumaryo, S.I.Kom., Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Bakrie, Dra. Suharyanti, M.S.M., Ph.D., serta Dosen Ilmu Komunikasi sekaligus Ketua Acara Valskrie 2025, Ruth Putryani Saragih, S.I.Kom., M.Si. Wakil Menteri Kebudayaan, Bapak Giring Ganesha Djumaryo, menekankan bahwa permainan tradisional adalah identitas penting bangsa yang tidak dimiliki negara lain.
Gelaran festival seni budaya seperti VALSKRIE 2025 bukan hanya sekadar acara seremonial, tetapi merupakan sebuah upaya nyata untuk mengenalkan kembali permainan tradisional kepada generasi muda. Dalam konteks zaman yang serba digital, kegiatan ini menjadi penting untuk mengingatkan anak-anak muda akan warisan budaya yang hampir terlupakan. Melalui interaksi langsung dengan permainan tersebut, diharapkan mereka dapat merasakan makna dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
Penggunaan teknologi dalam presentasi acara ini juga patut dicontoh. Mahasiswa memanfaatkan media sosial dan platform daring untuk menjangkau audiens yang lebih luas. Hal ini mencerminkan kreativitas dan inisiatif generasi muda dalam mempromosikan budaya lokal, sekaligus menggugah kesadaran akan pentingnya melestarikan permainan tradisional.
Peran Mahasiswa dalam Pelestarian Budaya Tradisional
Mahasiswa tidak hanya berperan sebagai penggerak dalam penyelenggaraan acara, tetapi juga berfungsi sebagai agen perubahan yang mempromosikan nilai tradisi di kalangan teman-teman sebayanya. Dengan demikian, mereka menjadi jembatan antara generasi yang lebih tua dan generasi muda dalam hal pemahaman budaya. Setiap permainan tradisional yang diperkenalkan dalam festival ini mengandung nilai-nilai sosialisasi dan kerja sama yang dapat diadaptasi dalam kehidupan sehari-hari.
Kegiatan seperti ini dapat direncanakan untuk menjadi lebih rutin agar nuansa permainan tradisional tidak hanya hadir dalam satu hari saja. Keberlangsungan acara bisa menjadi praktik yang baik bagi mahasiswa untuk mengembangkan kemampuan organisasi dan manajerial mereka. Dengan demikian, pembelajaran tidak hanya terjadi di dalam kelas, tetapi juga melalui pengalaman yang langsung dihadapi dalam proyek dan event.
Dalam pelaksanaan VALSKRIE 2025, mahasiswa juga melakukan kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk komunitas lokal dan budayawan. Hal ini memperkuat nilai dari acara tersebut, yang tidak hanya bersifat akademis tetapi juga sosial. Dengan menggandeng berbagai pihak, mereka membangun jaringan yang dapat memperluas dampak positif yang dihasilkan dari pelestarian budaya.
Resonansi Permainan Tradisional bagi Generasi Z
Dalam menghadapi benturan budaya antara tradisi dan modernitas, generasi Z perlu menemukan keseimbangan. Permainan tradisional yang ditampilkan dalam festival menjadi medium untuk membuka dialog tentang identitas budaya di era teknologi. Tidak hanya bermain, tetapi mereka juga belajar tentang sejarah dan makna di balik setiap permainan yang dimainkan.
Festival ini juga mengedukasi pengunjung tentang pentingnya melestarikan nilai-nilai budaya lokal. Dengan cara yang menyenangkan, anak-anak muda diberikan pengalaman yang mengesankan, sehingga mereka lebih sadar akan akar budaya mereka. Identitas mereka terpupuk melalui keterlibatan dalam kegiatan yang sesuai dengan budaya lokal.
Selain aspek pendidikan, festival ini juga menawarkan hiburan yang menarik. Dalam suasana yang ceria, pengunjung tidak hanya menikmati permainan, tetapi juga merasakan kebersamaan yang tercipta selama acara. Hal ini bisa menciptakan rasa persatuan di antara peserta, yang pada gilirannya memperkuat jalinan sosial di dalam masyarakat.
Manfaat Jangka Panjang bagi Masyarakat
Keberhasilan acara VALSKRIE 2025 memiliki dampak positif yang bisa dirasakan dalam jangka panjang. Kegiatan yang melibatkan semua lapisan masyarakat berpotensi untuk menciptakan ikatan yang lebih kuat di antara mereka. Terlebih bagi generasi muda, pengalaman ini dapat menjadi fondasi yang kuat dalam membentuk karakter dan kepribadian yang menghargai budaya.
Masyarakat yang aktif melestarikan budaya dan tradisi akan memiliki identitas yang lebih jelas, yang berkontribusi terhadap stabilitas sosial. Humoris dan kreatifitas yang muncul dari kegiatan ini dapat menumbuhkan semangat kolaborasi dan kerja sama, yang sangat penting untuk pembangunan komunitas yang sehat.
Dengan mengintegrasikan permainan tradisional dalam aktivitas sehari-hari, masyarakat dapat merasakan keberagaman budaya yang ada. Nilai-nilai lokal yang terinternalisasi akan mempengaruhi gaya hidup mereka, menciptakan keselarasan dalam interaksi sosial, dan memperkuat rasa cinta terhadap warisan budaya.
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now









