Rapat Harian Syuriyah Tidak Berhak Menghentikan Mandataris
Table of content:
Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf, sering disebut Gus Yahya, menegaskan bahwa rapat harian Syuriyah tidak memiliki hak untuk memberhentikan seorang mandataris. Pernyataan ini mengemuka setelah risalah rapat harian Syuriyah meminta dirinya mundur dari jabatan sebagai Ketua Umum PBNU dalam waktu tiga hari setelah risalah tersebut diterima.
Yahya juga menegaskan bahwa jika tidak ada pengunduran diri dalam tenggat waktu tersebut, maka Syuriyah berencana untuk memberhentikannya. Hal ini menimbulkan perdebatan terkait legitimasi keputusan yang diambil dalam rapat tersebut.
Dalam pandangannya, rapat harian Syuriyah tidak berfungsi sebagai rambu-rambu bagi pengurus di luar jajarannya. Ia mengungkapkan kekhawatirannya bahwa keputusan tersebut dapat menciptakan keributan di dalam organisasi.
Menilai Keberlangsungan Organisasi PBNU Dengan Bijak
Pernyataan Yahya setelah acara silaturahim para kiai di Kantor PBNU mengungkapkan kebingungan yang terjadi within organisasi. Ia menjelaskan bahwa keputusan yang diambil dalam rapat harian tersebut bukanlah keputusan yang bisa dieksekusi untuk pengurus non-syuriah.
Lebih lanjut, Yahya menyatakan bahwa keputusan rapat harian Syuriyah tidak akan mengikat dan tidak akan banyak dampaknya. Ini menunjukkan bahwa ia ingin menjaga stabilitas dalam kepemimpinan dan menghindari konflik yang berkepanjangan di antara jajaran PBNU.
Dia juga menampakkan sikap optimis dengan rencana mengadakan pertemuan yang melibatkan lebih banyak kiai sepuh di Pesantren Lirboyo. Pertemuan ini diharapkan akan menjadi langkah positif dalam menemukan solusi dari masalah internal yang dihadapi.
Risalah Rapat yang Memicu Kontroversi
Beredar risalah yang menyatakan bahwa rapat harian Syuriyah memutuskan untuk meminta pengunduran diri Yahya dalam waktu tiga hari. Hal ini dilakukan dalam konteks adanya isu mengenai narasumber yang diundang dalam Akademi Kepemimpinan Nasional Nahdlatul Ulama.
Keputusan tersebut menimbulkan preseden yang menegaskan batasan bagi kepemimpinan di PBNU. Yahya menyadari dampak dari keputusan rapat tersebut dan berpendapat bahwa organisasi seharusnya kembali kepada Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) serta menyelesaikan permasalahan secara kolektif.
Situasi ini memperlihatkan betapa pentingnya komunikasi dan kepemimpinan yang baik dalam menjaga integritas organisasi. Perbedaan pandangan dalam pengambilan keputusan di PBNU sangat mempengaruhi hubungan antar anggota dan struktur organisasi secara keseluruhan.
Membangun Jembatan antara Para Kiai dan Pengurus
Yahya menunjukkan tekad untuk membangun kembali hubungan yang sehat antara berbagai elemen di PBNU. Dalam pandangannya, silaturahim dan dialog terbuka adalah kunci untuk menyelesaikan isu-isu yang ada.
Dari pertemuan para kiai yang direncanakan, diharapkan dapat tercapai mufakat yang memperkuat hubungan internal. Menurutnya, semua persoalan harus diselesaikan menuju satu tujuan bersama demi kemajuan organisasi.
Dengan demikian, harapannya adalah bahwa PBNU dapat bergerak maju tanpa terjebak dalam konflik yang tidak produktif. Kepemimpinan yang saling menghargai serta integritas menjadi aspek penting dalam membangun kembali kepercayaan anggota.
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now







