Tangan Santri Korban Pondok Pesantren Ambruk di Sidoarjo Terpaksa Diamputasi
Table of content:
Dalam insiden tragis yang terjadi di Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo, sebuah musala yang masih dalam tahap pembangunan ambruk, menyebabkan seorang santri terpaksa menjalani amputasi. Peristiwa ini menggemparkan banyak pihak dan menunjukkan bahayanya kondisi bangunan yang tidak memenuhi standar keselamatan.
Santri tersebut, yang bernama Nur Ahmad, harus kehilangan lengan kirinya setelah terjebak di bawah reruntuhan. Saat kejadian, Nur Ahmad dan santri lainnya sedang melaksanakan Salat Ashar berjemaah di musala tersebut.
Kondisi memprihatinkan ini memicu perhatian dan tanggap darurat dari pihak medis. Rumah Sakit Umum Daerah RT Notopuro menjadi lokasi evakuasi dan perawatan awal bagi korban yang tersisa.
Proses Evakuasi yang Dramatis dan Tantangannya
Direktur Utama RSUD RT Notopuro, dr Atok Irawan, mengungkapkan bahwa proses evakuasi tidak berlangsung mudah. Waktu dan ruang yang terbatas menyebabkan situasi menjadi semakin kritis, terutama bagi tenaga medis yang berupaya menyelamatkan Ny Ahmad.
Dalam kondisi darurat ini, langkah amputasi harus diambil demi menyelamatkan nyawa Nur Ahmad. Keluarga korban sempat merasa terkejut dan protes atas keputusan tersebut, tetapi tim medis menjelaskan situasi yang mendesak kepada mereka.
Dokter Atok menyebutkan bahwa kecepatan dan ketepatan keputusan sangat penting dalam situasi seperti ini. Meskipun ada ketidakpuasan dari keluarga, mereka akhirnya memahami urgensi tindakan medis yang diambil.
Analisis Keamanan Bangunan dan Tanggung Jawab
Ambruknya musala tersebut memunculkan pertanyaan serius mengenai keamanan dan kelayakan bangunan. Kondisi fisik bangunan yang tidak ideal menjadi sorotan utama, mengingat ada puluhan santri di dalamnya saat kejadian terjadi.
Penting untuk menginvestigasi penyebab utama ambruknya bangunan ini agar tragedi serupa tidak terulang di masa depan. Hal ini menunjukkan kebutuhan akan pengawasan lebih ketat dalam pembangunan fasilitas pendidikan dan tempat ibadah.
Para pihak berwenang diharapkan dapat mengambil langkah proaktif untuk memastikan keselamatan santri dan staf yang berada di dalam area pendidikan. Memastikan struktur bangunan yang aman adalah hal yang tidak bisa diabaikan.
Kondisi Korban Pasca Amputasi dan Harapan untuk Pemulihan
Setelah proses medis yang sulit, kondisi Nur Ahmad berangsur-angsur membaik. Tim medis terus memantau perkembangan kesehatan korban dengan harapan bahwa ia dapat pulih sepenuhnya dari trauma yang dialaminya.
Langkah pemulihan akan mencakup bukan hanya aspek fisik, tetapi juga dukungan psikologis bagi Nur Ahmad dan keluarga. Trauma akibat peristiwa ini bisa mempengaruhi kondisi mentalnya dalam waktu yang panjang.
Penting pula untuk mengevaluasi dukungan yang akan diberikan oleh pihak pesantren dan masyarakat sekitar dalam proses penyembuhan dan rehabilitasi Nur Ahmad. Keberadaan dukungan psikologis dan sosial sangat krusial dalam kasus seperti ini.
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now







